Kerap balon jenis ini meledak karena berisi gas hidrogen. Fakta meledak dan mengeluarkan api saat perayaan Hari Guru Nasional (HGN) 2023 di SDN 01 Cimuning, Bekasi belum lama ini yang menyebabkan sepuluh guru luka adalah salah satu contoh kasus.
Jurnalis : Khairul
ANTARAN|SUBULUSSALAM – Balon udara yang dimanfaatkan sebagai dekorasi dalam berbagai momen dinilai bukan alternatif atau pilihan tepat. Diindikasi penjual bahkan konsumen terkesan abai atau memandang sebelah mata resiko akibat menggunakan balon udara ini.
Sheila Saharani Bru Padang, S.TP,
Mahasiswa Magister Ilmu Pangan USU dan Prof. Ir. Hotnida Sinaga, M.Phil, Ph.D (Dosen Magister Ilmu Pangan USU) dalam artikelnya ‘Meski Murah, Balon Hidrogen Bukan Alternatif’ kepada antaran, Selasa (19/12/2023) menulis, berisi gas helium, balon ini diminati anak-anak hingga orang dewasa dan ‘dianggap’ mampu menghindari segala resiko. Padahal, tidak dianjurkan penggunaannya.
Kerap balon jenis ini meledak karena berisi gas hidrogen. Fakta meledak dan mengeluarkan api saat perayaan Hari Guru Nasional (HGN) 2023 di SDN 01 Cimuning, Bekasi belum lama ini yang menyebabkan sepuluh guru luka adalah salah satu contoh kasus.
Di sisi lain masyarakat menilai jika gas hidrogen menjadi pengganti gas helium, meski lebih mahal. Keduanya memiliki kesamaan, lebih ringan dibanding udara bebas.
Balon berisi gas hidrogen atau helium yang mampu mengambang bebas justru dapat menimbulkan masalah baru. Sifat gas hidrogen mudah terbakar bila bercampur udara, dapat mengakibatkan api atau ledakan dan menyambar orang yang berdekatan dengan balon gas itu.
Selain itu, bisa menyulut kebakaran yang tak terlihat karena nyala api dari hidrogen tidak kasat mata. Lalu gas helium, justru sulit terbakar sehingga lebih aman digunakan untuk balon udara sebagai dekorasi, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Umumnya, gas hidrogen diperoleh melalui reaksi seng dengan asam klorida encer. Reaksi asam klorida dengan seng menghasilkan uap yang disebut gas hidrogen.
Di laboratorium, gas hidrogen tergolong zat kimia berbahaya. Penanganan gas ini diperlukan Alat Perlindungan Diri (APD), seperti sarung tangan berinsulasi, jas laboratorium, pelindung mata, wajah dan sepatu. Pelindung indra manusia sulit mendeteksi keberadaan dan nyala api gas hidrogen.(*)