Dikatakan, sejumlah amalan sunat yang hanya ada di bulan ramadan, seperti salat sunat tarawih hingga kewajiban membayar zakat fitrah merupakan bagian dari ibadah yang imbalannya menghapuskan dosa-dosa terdahulu.
Jurnalis : Khairul
ANTARAN|SUBULUSALAM – Berakhir ramadan menimbulkan dua rasa saling tolak belakang, gembira dan sedih. Masalahnya, sejauhmana seseorang mampu memanfaatkan semua bentuk keistimewaan bulan ramadan adalah salah satu indikator dua sisi berbeda itu muncul.
Bertemu kembali dengan ramadan tahun depan bukan pula suatu kepastian. Ikhtiar, bermohon kepada Allah agar bisa dipertemukan lagi dengan bulan yang penuh kemuliaan itu hal yang sangat lumrah.
Jamaah diajak untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, rasa gembira itu adalah karena sempurna melaksanakan semua ibadah yang ada dalam ramadan. Lalu bersedih, karena ramadan meninggalkan kita tanpa ada jaminan bahwa kita akan masih hidup ramadan mendatang.
Demikian Ustaz Suardi Pohan, dalam Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1445 H di Masjid Al Iman, Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Rabu (10/04/2024).
Dikatakan, sejumlah amalan sunat yang hanya ada di bulan ramadan, seperti salat sunat tarawih hingga kewajiban membayar zakat fitrah merupakan bagian dari ibadah yang imbalannya menghapuskan dosa-dosa terdahulu.
Karena itu, idealnya momen ramadan harus dimanfaatkan lebih maksimal untuk mendekatkan diri dan mohon ampunan dari Allah SWT.
Dikatakan, keistimewaan ramadan berupa kewajiban berpuasa akan menghasilkan insan yang bertakwa, satu predikat atau tingkatan paling tinggi di hadapan Allah SWT.
Kewajiban berpuasa, juga kewajiban orang-orang terdahulu, tak kecuali salat tarawih, jelas Suardi, kata Allah SWT dapat menghapus dosa-dosa terdahulu. Karenanya, orang yang berpuasa dan bertarawih didasari iman dan takwa, pasti diampuni dosa-dosa yang telah lalu.
Guru di DMT Pondok Pesantren Subulussalam ini menegaskan, orang yang tergolong beruntung pasca ramadan adalah mereka yang selama bulan ramadan konsisten menunaikan ibadah fardu, salat sunat tarawih dan menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah untuk pembersih diri. Lalu puasa, disebut sebagai sarana menempa diri agar menjadi insan yang akan lebih baik.
Terkait imam dan khatib Idul Fitri di sejumlah masjid diperoleh informasi jika di Masjid Ad Darajat, Dasan Raja, Penanggalan Ustaz Rasiman Manik dan Nasrullah Al Khudri, di Masjid Baitul Makmur Penanggalan, Ustaz Saleh Arifin Kudadiri dan Ustaz Jepriansyah Padang serta di Masjid Taqwa Muhammadiyah Subulussalam, Samsul Fazri S.PdI Al Hafidz.(*)