Diduga Karena Harga Melambung,  Pencuri Beraksi di Kebun Kopi Warga Bener Meriah 

Ilustrasi : sumber google.com
Bagikan:

“Sore suami saya masih dikebun, buah kopi masih banyak yang merah, paginya saat suami kembali kesana, saya diberitahu, kopi – kopi merah tersebut banyak yang hilang,” ucap Dini.

Jurnalis : Syah Antoni

ANTARAN|REDELONG – Pencurian kopi di kebun milik warga Bener Meriah kembali terjadi, kali ini dialami salah satu warga Kampung Tingkem Asli, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.

Saat dikonfirmasi antarannews.com, pemilik kebun, Dini (36), mengatakan, aksi pencurian tersebut terjadi pada senin (13/03/2023) malam, karena hari itu sampai hampir menjelang magrib, suaminya masih berada dikebun yang berlokasi di perkebunan kopi Atu Kul.

“Sore suami saya masih dikebun, buah kopi masih banyak yang merah, paginya saat suami kembali kesana, saya diberitahu, kopi – kopi merah tersebut banyak yang hilang,” ucap Dini.

Baca Juga:  Hari Meugang, Kadis Pora Aceh Selatan Bersama TNGL Lepas Tukik Penyu

Dini menduga, pencurian dilakukan beberapa orang karena disekitaran kopi yang dicuri, suaminya menemukan korek api serta sisa – sisa kayu bakar yang digunakan pencuri untuk berdiang. Selain itu, pencuri mengambil habis kopi – kopi merah pada batang kopi muda atau cabang selalu, sedangkan kopi tua, diambil acak yang banyak merahnya saja.

“Sepertinya dilakukan beberapa orang, karena tidak mungkin memetik kopi sebanyak itu dilakukan satu orang saja. Buah kopi muda atau cabang selalu matangnya serentak, jadi gampang memetiknya, yang merah diambil semua, kopi tua dipetik acak,” tambahnya.

Baca Juga:  Jelang Berakhirnya Masa Jabatan Bupati dan Wakil, Inspektorat Aceh Mulai Lakukan Pemeriksaan di Bener Meriah

Harga kopi yang meroket akhir – akhir ini diyakini Dini menjadi penyebab aksi pencurian kopi dikebunnya. Selain itu, akses kekebunnya yang tergolong mudah namun terletak lumayan jauh dari pemukiman warga menjadi daya tarik bagi pencuri.

“Ia, kopi merah atau gelondong sudah Rp. 20.000 perbambu, bahkan ada yang membeli lebih mahal. Kebun saya dekat jalan, menjelang magrib mulai sepi karena lumayan jauh dari Pemukiman, mungkin menjadi daya tarik bagi pencuri melancarkan aksinya. Tahun kemarin, saat harga kopi naik, kejadian serupa banyak terjadi di kebun petani lain, kalau dikebun saya perdana”, ungkap Dini.

Baca Juga:  Wabup Dailami : Keliru Perempuan tak Boleh Jadi Pemimpin

Lebih lanjut, Dini berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali, karena hasil panen kopi merupakan tumpuan ekonomi masyarakat khususnya petani seperti dirinya. Maraknya kasus pencurian kopi akhir – akhir ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani.

“Untuk sementara, sebagai antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, akan dilakukan penjagaan ekstra dikebun. Aksi pencurian seperti ini sangat disayangkan, petani mengandalkan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, pencurian kopi tentu menjadi momok. Semoga hal serupa tidak lagi menimpa saya dan petani kopi lain,” harapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.