DKP Abdya Diminta Maksimalkan Potensi Kelautan dan Perikanan

Wakil Ketua DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), Hendra Fadli SH. Foto Istimewa
Bagikan:

“Program KKP harusnya diterapkan juga di Abdya untuk memaksimalkan komoditas sektor kelautan dan perikanan endemik kearifan lokal, salah satunya budidaya ikan kerling,” ucap politisi Partai Aceh itu.

Jurnalis : Syamsurizal

ANTARAN|BLANGPIDIE – Wakil Ketua DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), Hendra Fadli SH menyarankan agar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) daerah tersebut proaktif memaksimalkan komoditas sektor kelautan dan perikanan endemik kearifan lokal untuk mendongkrak ekonomi pedesaan.

“Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program kampung budidaya perikanan yang dibangun di berbagai daerah. Kenapa di Abdya belum ada program ini,” tanya Hendra Fadli SH kepada wartawan, Rabu (15/03/2023).

Menurut Hendra, harusnya pihak DKP Abdya dapat memafaatkan peluang tersebut di sejumlah desa yang memiliki potensi budidaya ikan air tawar seperti jenis kerling (Tor tombroides ) atau jurung.

“Program KKP harusnya diterapkan juga di Abdya untuk memaksimalkan komoditas sektor kelautan dan perikanan endemik kearifan lokal, salah satunya budidaya ikan kerling,” ucap politisi Partai Aceh itu.

Baca Juga:  Sambut Hari Raya Harga Ikan Melambung, Daging Rp 200 Ribu/Kg di Aceh Selatan

Menurut Hendra, ikan kerling yang hidup di daerah aliran sungai arus deras seperti di sungai Babahrot merupakan salah satu komoditas endemik kearifan lokal yang dapat dibudidaya di desa-desa.

“Ini ikan konsumsi bernilai tinggi. Stektur daging tebal dan rasanya cukup lezat, makanya banyak digemari, baik masyarakat lokal, nasional bahkan luar negeri seperti Malaysia. Harganya cukup tinggi di sana,” ungkap Hendra Fadli.

Ia menyarankan pihak DKP Abdya jangan hanya diam di daerah, tetapi harus melakukan lobi ke Pemerintah pusat khususnya program KKP tersebut sehingga kedepan Abdya terkenal sebagai daerah penghasil ikan kerling di Aceh.

Apalagi, lanjut dia, DKP Abdya bekerjasama dengan Balai Benih Ikan Krueng Batee sebelumnya telah berhasil melakukan pemijahan atau pengembangbiakan ikan kerling dengan cara melakukan perkawinan buatan.

“Itu sebuah kebanggaan bagi daerah yang seharusnya dikembangkan oleh pihak DKP dengan cara penerapan kampung budidaya perikanan untuk mendorong ekonomi masyarakat di desa-desa,” ucapnya.

Baca Juga:  Bawa Narkotika Jenis Sabu, Kakek Berusia 60 Tahun Dibekuk Satreskoba Bener Meriah

Dikutip dari antaranews.com, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan program kampung budidaya perikanan yang dibangun di berbagai daerah merupakan upaya untuk memaksimalkan komoditas sektor kelautan dan perikanan endemik kearifan lokal.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu dalam rilis KKP di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa konsep pembangunan kampung perikanan budidaya sebagai pendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berkelanjutan dengan mensinergikan berbagai potensi di daerah.

KKP juga terus membangun secara simultan kampung perikanan budidaya di berbagai daerah, antara lain kampung perikanan budidaya ikan nila di Desa Warukapas, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, di bawah binaan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu.

Ia mengemukakan bahwa KKP berupaya menggali potensi komoditas perikanan kearifan lokal itu di Sulawesi Utara yang memiliki permintaan pasar tinggi terhadap ikan air tawar seperti ikan nila.

Baca Juga:  Tinjau Kebakaran Centong, Alhudri Ingatkan Masyarakat Waspada Kebakaran

“Dari sisi teknis, ikan nila menjadi salah satu komoditas unggulan budidaya air tawar, karena pertumbuhannya cepat, tingkat resistensinya tinggi terhadap penyakit, dapat bertahan pada perubahan lingkungan, serta fleksibilitas dalam media pemeliharaan,” ujar Tebe, sapaan akrab TB Haeru Rahayu.

Lebih lanjut Tebe menilai bahwa partisipasi masyarakat sebagai penggerak utama dalam kampung budidaya seperti di Desa Warukapas menjadi kunci kesuksesan dan keberlanjutan usaha, apalagi masyarakat setempat dinilai juga menjadikan usaha pembudidayaan ikan sebagai sumber penghasilan utama.

Seperti diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah mencanangkan tiga program terobosan dengan dua diantaranya mendukung pengembangan perikanan budidaya di Indonesia meliputi pengembangan perikanan budidaya yang berorientasi ekspor, dengan komoditas unggulan antara lain udang, lobster, kepiting, serta rumput laut, serta pembangunan kampung perikanan budidaya sesuai dengan kearifan lokal.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.