“Perubahan signifikan terlihat nyata pada bulan Ramadhan 1445 hijriah, masyarakat Aceh Selatan berbondong-bondong menyerbu pusat pasar untuk berbelanja,” kata Sukma Herawati.
Jurnalis : Sudirman Hamid
ANTARAN|TAPAKTUAN – Fenomena alam terlihat nyata di wilayah Kabupaten Aceh Selatan, hiruk pikuk, hilir mudik dan lintasan kendaraan memadati ruas jalan serta lokasi-lokasi perbelanjaan selama bulan suci Ramadhan 1445 hijriah/2024.
Pantauan antaran, mulai Krueng Baru Kecamatan Labuhan Haji Barat hingga Kapa Sesak kecamatan Trumon Timur lonjakan masyarakat terlihat memadati pusat-pusat perbelanjaan. Sore harinya, warga tumplek blek (tumpah ruah) memburu makanan berbuka.
“Kondisi ekonomi masyarakat Aceh Selatan terlihat banyak mengalami peningkatan. Daya pembelian dan perputaran uang jauh berkembang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini menandakan ada kemajuan,” ucap Sukma Herawati kepada antaran Minggu (24/3/2024).
Menurut dia, roda perekonomian Aceh Selatan mengalami pertumbuhan pesat pada bulan puasa tahun ini. Diduga ada beberapa faktor sebagai pemicu, diantaranya; harga jual sejumlah hasil tani meningkat, tangkapan ikan nelayan maksimal dan panen rezeki serta didukung kestabilan harga bahan kebutuhan pokok yang tidak melonjak.
Alasan yang dikemukakan Sukma Herawati dibenarkan salah seorang pedagang pakaian di Kota Fajar kecamatan Kluet Utara. Katanya, selama bulan puasa pihaknya sudah dua kali berbelanja ke Medan, Sumatera Utara karena dagangannya laris manis.
“Selama bulan puasa saya sudah beberapa kali berbelanja ke Medan. Alhamdulillah, sejak lima hari puasa dagangan saya banyak laku bang. Iya, harus belanja lagi atau order kembali karena masih ada peminat,” papar sumber yang namanya diminta tidak dipublikasi.
Abdullah, petani kelapa sawit menyebutkan, sebuah keberkahan yang datang dari Allah SWT, selama bulan puasa harga jual Tandan Buah Segar (TBS) meningkat Rp 2.000-Rp 2.200 per kg. Begitupun komunitas lain, seperti pala, nilam kemiri turut naik dan menjanjikan.
“Ini merupakan rahmat yang berdampak ke semua lini. Perputaran ekonomi berjalan lancar dan berdenyut ke semua sisi. Mudah-mudahan harga hasil tani bisa lebih meningkat, paling tidak bertahan pada posisi seperti sekarang,” harap Abdullah.
Ia mengatakan, bagi wilayah atau kecamatan yang tidak bercocok tanam kelapa Sawit, diyakini banyak potensi lain yang dapat menunjang perkembangan perekonomian, misalnya produksi pala, nilam, jagung, sektor perdagangan dan perikanan laut.
Informasi dihimpun, arah perbelanjaan masyarakat Aceh Selatan tidak hanya semata-mata berkutat di pasar lokal, tetapi menjamah ke toko-toko di luar daerah, seperti Manggeng dan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) hingga Medan, Sumatera Utara.(*)