Dengan dibukanya kembali kran pembelian oleh PT Mon Jambee ini, katanya, petani sawit sedikit mulai lega, kata Ikhsan, karena mereka bisa kembali memanen sawitnya yang sudah sempat tertunda selama dua minggu. “Perkiraan sawit akan membusuk di batang tidak terjadi lagi,” ujar Ikhsan Jufri yang juga anggota DPRK Abdya dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
ANTARANNEWS.COM,BLANGPIDIE – Setelah sempat menyetop pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani selama dua hari (15-16/5/2022). Mulai, Selasa (17/5/2022) pagi hari ini, pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT Mon Jambee di Gampong Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), kembali menampung dan membuka kran pembelian TBS.
Namun, harga pembelian yang dibuka pabrik tersebut mengalami penurunan sebesar Rp 250/kg , atau dari harga sebelumnya Rp 1.900/kg turun menjadi Rp 1.650/ kg. Dengan dibuka kran pembelian oleh PT Mon Jambee, harga pembelian sawit ditingkat petani mulai hari ini, terlihat bergerak stabil meskipun dalam posisi terus anjlok pada kisaran Rp 1.350/kg – Rp 1.400/kg.
Ikhsan Jufri salah seorang agen partai besar di Kuala Batee kepada antrannews.com, Selasa (17/5/2022) siang tadi mengatakan, terkait dibuka kembali pembelian TBS oleh PKS PT Mon Jambee baru mendapat laporan, Senin (16/5) malam sekitar pukul 19.00 WIB yang dikirim melalui pesan singkat oleh pihak pabrik.
“Tadi malam kami dapat pesan dari pihak PT Mon Jambee melalui sms. Bahwa, pabrik kembali membeli TBS mulai tanggal 17 Mei 2022. Setelah itu klita langsung mengabari para agen kita membeli kembali sawit petani,” katanya.
Namun, harga yang dibeli PT Mon Jambee mengalami penurunan sebesar Rp 250/kg atau dari Rp1.900/kg turun menjadi Rp 1650/kg. Dengan turunnya harga pembelian TBS dari pabrik, maka harga pembelian di petani juga menyusul anjlok berada dikisaran Rp 1.350/kg hingga Rp 1.400/kg.
Dengan dibukanya kembali kran pembelian oleh PT Mon Jambee ini, katanya, petani sawit sedikit mulai lega, kata Ikhsan, karena mereka bisa kembali memanen sawitnya yang sudah sempat tertunda selama dua minggu. “Perkiraan sawit akan membusuk di batang tidak terjadi lagi,” ujar Ikhsan Jufri yang juga anggota DPRK Abdya dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Ikhsan Jufri juga mengharapkan pemerintah segera membuka kran eskpor CPO, karena bila kebijakan regulasi ini tidak segera dilakukan. “Maka dapat kita pastikan nasib hidup jutaan petani di Aceh dan Indonesia pada umumnya akan terpuruk. Karena harga sawit terus anjlok,” kata politisi muda ini.
Dengan harga sawit yang berlaku saat ini, ungkapnya, petani dipastikan tidak bisa lagi merawat kebunnya dengan sempurna. Karena harga pupuk dan obot-obatan pertanian saat ini juga mengalami kenaikan cukup tajam mencapai 100 persen lebih.
“Bayangkan saja harga pukuk urea non subsidi saat ini mencapai Rp 500.000 lebih per zak dan KCL juga tembus pada harga Rp 1 juta per zak. Jelas ini sangat memukul petani,” ujarnya dengan nada lirih.(*)