Jalan Menuju Kebun Amblas, Beberapa Petani Kopi di Bener Meriah Mengeluh

oleh
oleh
Jalan petani kopi di Kecamatan Bukit, Bener Meriah amblas, Sabtu (03/09/2022). Foto Ist
Bagikan:

Selain itu, jalan tersebut juga merupakan jalan alternatif penghubung dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Bukit dan kecamatan Syiah Utama.

Jurnalis : Syah Antoni

ANTARANNEWS.COM|REDELONG – Usai diguyur hujan deras beberapa hari lalu, jalan petani kopi di Kecamatan Bukit, Bener Meriah amblas, adapun jalan tersebut menuju perkebunan di wilayah Pepantang, Samarena, Kekuyang dan Penyampuren.

Jalan yang dibangun PT Kertas Kraft Aceh (PT.KKA) merupakan jalur utama menuju perkebunan kopi milik warga dari beberapa kampung di Kecamatan Bukit, yaitu Kampung Tingkem, Kampung Kutekering, Kampung Kutelintang, Kampung Reje Guru, Kampung Delung dan beberapa kampung lainnya.

Selain itu, jalan tersebut juga merupakan jalan alternatif penghubung dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Bukit dan kecamatan Syiah Utama.

Baca Juga:  Dr Nurdin : Harus Ada Terobosan Model Baru Dalam Budidaya Nilam di Aceh Jaya

Azhar (43), salah satu petani kopi mengaku sangat frustasi akibat amblasnya salah satu sisi badan jalan menuju kebunnya didaerah Penyampuren. Menurutnya, kebun kopi adalah tempatnya mencari nafkah guna menyambung hidup, rusaknya jalan menuju kebunnya sangat membuat khawatir.

“Kami menggantungkan hidup dan mencari nafkah dari kebun kopi, amblasnya salah satu badan jalan tersebut sangat membuat kami resah,” ucap Azhar kepada Antarannews.com, Sabtu (3/9/2022) pagi.

Azhar mengaku, setelah badan jalan amblas, untuk mencapai kebun, ia dan petani lainnya harus mengambil rute lain yang lebih jauh. Yaitu rute Mangku – Penyampuren.

Baca Juga:  Selain P3K Guru, YARA Minta Dibuka Formasi Nakes dan Teknis

Lebih lanjut, kata Azhar, jarak tempuh yang lebih jauh membuatnya mengeluarkan kocek lebih besar. Bila sebelumnya pulang pergi hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 20. 000, kini ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 50.000.

“Hal tersebut jelas memberatkan, pengeluaran yang lebih besar akan berpengaruh buruk bagi perekonomian kami, apalagi kopi belum memasuki panen raya,” keluh Azhar.

Sementara itu, petani lainnya Abadi (30), mengaku sangat kecewa atas lambannya perbaikan jalan yang dinilai urgen. Ia khawatir, bila tidak segera dieprbaiki, badan jalan yang amblas akan menelan korban jiwa.

Baca Juga:  Program Prioritas, Fitriany Farhas Bangun Jaringan Internet di Beutong Ateuh Nagan Raya

“Apakah harus ditunggu menelan korban jiwa. Hal ini sifatnya urgen, harusnya segera diperbaiki. Dalam hal ini, kami mengharapkan perhatian pemerintah karena menyangkut kepentingan hidup masyarakat banyak. Juga, anggota Dewan terhormat yang terpilih dari Dapil ini, sesuai janji mereka menyerap aspirasi masyarakat didapilnya,” imbuh Abadi.

Abadi menegaskan, bila suara petani terkait kerusakan jalan tersebut tidak diindahkan, maka secepatnya akan ada aksi didepan gedung Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan setempat.

“Ini menyangkut hidup masyarakat banyak, petani khususnya, bila suara kami tidak diindahkan, maka tunggu saja kami datang,”tutup Abadi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.