“Harus ditunda dulu, semoga beberapa hari kedepan hujan turun, untuk selanjutnya dilakukan penanaman,” Hudri kepada antarannews.com, saat berkunjung kelokasinya menanam cabai dikampung Wih Resap, Kecamatan Mesidah, Kabupaten Bener Meriah, Jumat (15/07/2022).
Jurnalis : Syah Antoni
ANTARANNEWS.COM|REDELONG – Memasuki musim kemarau, kekeringan mulai melanda beberapa daerah di Bener Meriah. Hal tersebut membuat beberapa petani urung menanam bibit tanamannya.
Seperti yang dialami, Hudri (26), salah satu petani cabai yang menunda menanam cabainya karena lahan tempat ia menanam mengalami kekeringan yang cukup parah.
“Harus ditunda dulu, semoga beberapa hari kedepan hujan turun, untuk selanjutnya dilakukan penanaman,” Hudri kepada antarannews.com, saat berkunjung kelokasinya menanam cabai dikampung Wih Resap, Kecamatan Mesidah, Kabupaten Bener Meriah, Jumat (15/7/2022).
Hudri mengaku, selama ini ia menyiram dan memupuk tanamannya dengan air hujan yang ia tampung. Air hujan tersebut ditampung dengan cara menggali tanah kemudian dilapisi plastik.
“Tidak ada alternatif lain, sungai dan mata air terletak jauh dari tempat kami menanam. Kemarau seperti ini, sumurpun mengering.
Bila dipaksakan menanam dalam kondisi seperti ini, sama saja dengan membuang – buang bibit, hal tersebut jelas merugikan, karena membeli bibitpun butuh modal atau biaya,” keluh Hudri.
Pantauan antarannews.com, beberapa minggu terakhir, cuaca panas terus melanda Kabupaten Bener Meriah. Keadaan tersebut membuat kondisi tanah mengalami kekeringan yang cukup parah.(*)