Minimalisir Banjir Sungai, BPBD Tutup Tanggul Jebol

Alat milik BPBD Agara tengah mengeruk dasar sungai dan tanggul Lawe Kinga (Lawe Ketuban) kecamatan Lawe Sumur yang jebol. ANTARAN / Fandi
Bagikan:

“Sebagai respons cepat, Pemkab Agara telah menurunkan 3 unit alat berat ke lokasi untuk menanggulangi dampak banjir di bagian hilir sungai Lawe Kinga, Insya Allah jika tanggul jebol telah ditutup, dampak banjir bisa diminimalisir,” ujar Nazmi.

Jurnalis : Fandi

ANTARAN|KUTACANE – Untuk meminimalisir banjir akibat meluapnya beberapa anak sungai di kecamatan Bambel, BPBD Aceh Tenggara mulai mengerahkan alat berat untuk menutup tanggul sungai yang jebol, Senin (28/11/2023).

Sebelumnya, akibat tanggul Lawe Ketuban (Lawe Kinga) Jebol, beberapa Kute mulai dari Lawe Hijo Ampera, Lawe Hijo Metuah, Lawe Hijo dan Kute Lesung serta Kuning I kecamatan Bambel banjir.

Selain menyebabkan rumah warga terendam, jebolnya tanggul sungai Lawe Ketuban juga membuat jalan nasional ruas Kutacane- Batas Sumut, terendam dan sulit dilewati kendaraan roda dua.

Baca Juga:  Siswa SMKN Penanggalan dan Sultan Daulat PKL di Lahan Kelompok Tani Binaan KTNA

Bahkan, banjir akibat meluapnya sungai Lawe Kinga (Lawe Ketuban) membuat beberapa kute mulai dari Likat, kute Buluh, Kute Lingge dan rumah warga dan lahan pertanian maupun lahan perkebunan beberapa kute lainnya di kecamatan Bambel dan Bukit tusam terendam banjir.

Kalaksa BPBD Nazmi Desky kepada antaran, Selasa (28/11) mengatakan, Pemkab melalui BPBD Aceh Tenggara, sejak Senin (27/11) mulai menurunkan 3 unit alat berat untuk menutup tanggul sungai Lawe Ketuban (Lawe Kinga) yang jebol bersamaan dengan naiknya debit air yang berawal dari tingginya curah hujan Di hulu sungai.

“Sebagai respons cepat, Pemkab Agara telah menurunkan 3 unit alat berat ke lokasi untuk menanggulangi dampak banjir di bagian hilir sungai Lawe Kinga, Insya Allah jika tanggul jebol telah ditutup, dampak banjir bisa diminimalisir,” ujar Nazmi.

Baca Juga:  Pemberdayaan Dayah Salah Satu Program Prioritas Pemkab Aceh Jaya

Keterlambatan penanggulangan banjir akibat jebolnya tanggul sungai Lawe Ketuban, terjadi karena banyaknya lokasi banjir bandang yang menyebabkan pemukiman warga dan jalan nasional tertimbun batu, kayu dan material lainnya , ditambah pengerukan dasar jembatan yang tersumbat.

Sebab itu, dibutuhkan banyak alat berat untuk melakukan pembersihan , sementara itu banyak lagi lokasi banjir bandang dan banjir sungai yang harus dibersihkan dengan menggunakan alat berat, sementara alat berat yang dimiliki Pemkab jumlahnya.

Lebih lanjut disampaikan Nazmi, sejak awal banjir terjadi pada 14 November 2023, Pemkab Agara hanya memiliki dan mengerahkan 12 unit alat berat berbagai jenis, untuk melakukan melakukan pengerukan dan pembersihan pada beberapa lokasi banjir serta pengerukan aliran sungai yang terus mengalami pendangkalan.

Baca Juga:  Sekda Aceh Selatan Bersama Anggota DPD RI Tinjau Lahan Sangketa di PT Asdal

Sedangkan, 18 unit alat berat lainnya yang terdiri dari berbagai jenis milik BPJN, difokuskan untuk melakukan pembersihan tumpukan material yang menutupi jalan nasional dan jembatan yang terletak di ruas jalan nasional Kutacane- Batas Sumut, terutama di kawasan Titi Pasir, Kampung Baru, Pasar Puntung, Rit Bur dan Lawe Dua serta di kecamatan Lawe Sigalagala.

“Saat ini, total ada 30 unit alat berat milik Pemkab Agara dan milik Badan Pelaksanaan Jalan Nasional yang tengah bekerja melakukan penutupan tanggul jebol, pembersihan aliran sungai dan pembersihan jalan di ruas jalan nasional,” jelas Nazmi Desky.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.