“Kita siap membantu 1.000 hektar program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Aceh Jaya. Kalau memungkinkan kita akan masuk ke industri pengolahan sawit,” kata H Alfian.
Jurnalis : Suprijal Yusuf
ANTARANNEWS.COM|CALANG – Pj Bupati Aceh Jaya, Dr Nurdin menerima kunjungan Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Perjuangan, H Alfian, Senin (26/07/2022) petang.
Pertemuan dengan pengusaha asal Sulawesi ini berlangsung di Warung Mie Lobster Yah Mu, Rigaih, Setia Bakti, turut membicarakan tentang pengembangan industri sawit di Aceh Jaya.
Ketua Umum Apkasindo Perjuangan, H Alfian dalam kesempatan itu, turut didampingi Sekretaris Umumnya, Sulaiman dan Sekretaris DPW Askapindo Aceh, Malik Musa.
Pada kesempatan itu, H Aflian mengutarakan program Askapindo yang akan dilakukan di Aceh Jaya dalam industri sawit, termasuk pengembangan lahan sawit yang bekerjasama dengan petani setempat.
“Kita siap membantu 1.000 hektar program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Aceh Jaya. Kalau memungkinkan kita akan masuk ke industri pengolahan sawit,” kata H Alfian.
Karena dana dari pungutan ekspor sawit, lanjutnya, kini masih cukup banyak menginap di pusat. “Askapindo Perjuangan lahir dengan tujuan utama untuk membantu petani sawit guna memperoleh harga yang layak,” katanya.
Mendapat tawaran tersebut, PJ Bupati Dr Nurdin yang didampingi Kadis Pertanian Aceh Jaya, T Reza Fahlevi langsung menyambarnya.
“Kita siap menyediakan lahan, kalau memang ada program ini. Soal indstri sawit, kita butuh pembangunan minyak makan. Karena disini belum ada pabrik minyak makan. Kalau memang Askapindo Perjuangan serius ayo, saya akan bantu,” katanya.
Bahkan, Pj Bupati juga menawarkan pada Askapindo Perjuagan untuk bisa melakukan ekspor langsung CPO melalui pelabuhan Calang.
“Kita sudah punya tangki penyimpan 15 ribu ton. Selain itu pelabuhan alam kita juga mendukung yang bisa disadar kapal bermuatan 25 ribu ton,” ungkapnya.
Kalau Askapindo Perjuangan mampu melakukan eskpor CPO langsung melalui pelabuhan Calang, kata Pj Bupati, akan membantu petani. Karena harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani di Barat-Selatan Aceh (Barsela) akan naik.
“Harga sawit petani kami disini jauh lebih murah dari Sumatera Utara (Sumut). Karena CPO kami selama diekspor melalui Belawan, Medan, Sumut.
Akibatnya, terjadi pada biaya tinggi, dampaknya harga sawit rakyat kami jadi murah. Kami di Barsela ini akan berupaya untuk mengekpor langsung, sehingga harga sawit akan terdonkrak minimal sama dengan Sumut.” ujarnya.
Terkait ketersedian bahan baku CPO untuk ekspor atau kebutuhan pabrik minyak makan, lanjut Pj Bupati Aceh Jaya, tidak perlu diragukan.
Karena dari jumlah areal perkebunan sawit yang ada di Aceh sebanyak 60 persen berada di wilayah Barsela yang tersebar di delapan kabupaten/kota yaitu, Aceh Jaya, Aceh Barat, Simuelue, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Aceh Singkil.
“Dan kita di Barsela memiliki puluhan pabrik kepala sawit. Soal stok bahan baku untuk pabrik minyak makan atau ekspor jangan ragu. Yang penting pengusaha seirus ingin masuk ke industri sawit di Barsela. Karena kami di Barsela ingin maju bersama,” tandas Nurdin.(*)