Dari jumlah ternak yang terserang PMK itu, sebanyak 90 ekor telah berhasil disembuhkan dan 77 ekor lagi saat ini dalam masa penyembuhan. Hanya, dua ekor yang dilaporkan mati.
ANTARANNEWS.COM | BLANGPIDIE – Sedikitnya 169 ekor ternak jenis sapi dan kerbau terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Aceh Barat Daya (Abdya), sejak penyakit itu terjangkit di daerah setempat beberapa bulan lalu.
Dari jumlah ternak yang terserang PMK itu, sebanyak 90 ekor telah berhasil disembuhkan dan 77 ekor lagi saat ini dalam masa penyembuhan. Hanya, dua ekor yang dilaporkan mati.
Demikian keterangan itu disampaikan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadistanpan) Abdya, drh Nasruddin kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah diselah peninjauan ke lokasi peternakan sapi di Gampong Mate Ie, Blangpidie, Abdya, Kamis (16/6/2022) pagi.
Menurut Nasruddin, penularan virus PMK pada ternak tidak hanya secara langsung seperti, kontak sesama ternak, kontak dengan peternak ataupun dengan kendaraan pengangkut ternak.
“Namun penularan virus ini juga bisa terjadi secara tidak langsung, yakni penularan melalui udara dengan jarak radiusnya antara 3 kilometer hingga 10 kilometer. Sejauh itu penularannya masih bisa terjadi,” jelasnya.
Maka untuk itu, pihaknya mengharapkan masyarakat peternak di Abdya untuk lebih aktif dalam memantau kondisi ternak. Seperti, menjaga kebersihan kandang, dan kesehatan ternak.
“Kalau ada ditemukan ada gejala PMK, segera melaporkan ke petugas atau pihak kecamatan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat terhadap ternak, sehingga dalam waktu yang singkat bisa disembuhkan,” katanya.
Diminta kepada masyarakat peternak untuk tidak terburu-buru untuk menjual ternak bila sudah terjangkit PMK. “Sebab ternak yang terjangkit PMK masih berpeluang untuk disembuhkan dalam waktu satu atau dua pekan. Sekali lagi kami ingatkan untuk tidak terlalu panik dengan wabah PMK ini, sebab wabah ini tidak menular kepada manusia,” pungkasnya.(*)
Jurnalis : Suprijal Yusuf | Editor : Suprijal Yusuf