“Mobil ku sudah menyeberang tapi aku dan muatan barang tidak ikut menyeberang,” keluh Fahuwusa saat ditemui antaran di Warkop Pelabuhan Singkil.
Jurnalis : Helmi
ANTARAN|SINGKIL – Supir mobil pickup L-300, bermuatan sayur-mayur segar yang hendak dibawa menyeberang ke Kabupaten Gunung Sitoli, Pulau Nias sempat menangis histeris di Pelabuhan Penyeberangan Singkil.
Pasalnya, mobil pickup miliknya sudah menyeberang ke Gunung Sitoli Pulau Nias, namun sayuran dan barang bawaan lainnya masih tertinggal di Pelabuhan Penyeberangan Singkil, dan dikhawatirkan akan membusuk dan menjadi mubazir.
Akibatnya supir sekaligus pedagang sayur-mayur tersebut akan mengalami kerugian diperkirakan mencapai Rp 7 juta sampai Rp 8 juta rupiah.
Fahuwusa Batee (42) yang dikonfirmasi antaran, Kamis (8/6/2023) pagi, mengeluhkan karena mobil yang dikemudikannya dari Berastagi membawa muatan sayuran, terong, bawang merah, jagung, cabai merah dan barang lainnya bisa menyeberang namun muatan masih tinggal di Pelabuhan Singkil.
“Mobil ku sudah menyeberang tapi aku dan muatan barang tidak ikut menyeberang,” keluh Fahuwusa saat ditemui antaran di Warkop Pelabuhan Singkil.
Mengapa muatan mobil bisa tertinggal, Fahuwusa menceritakan, saat perjalanan dari Berastagi Sumatera Utara (Sumut), mobil pickup yang dikemudikannya mogok di kawasan Subulussalam.
Sehingga untuk mengejar jadwal keberangkatan Kapal yang menyeberang ke Nias pukul.22:00WIB, Fuhuwusa meminta bantuan dan membayar jasa Truck Colt Diesel untuk menderek sampai ke Pelabuhan Singkil.
Karena kondisi pick up mati mesin, sehingga barang muatan sayur dan lainnya di pindahkan ke truk colt diesel tersebut. Untuk mengurangi beban pickup saat diderek.
“Jadwal berangkat kapal Pukul.22:00WIB, dan kami tiba di Pelabuhan Penyeberangan Singkil pukul.21:50WIB,” ucapnya.
Namun sayangnya setelah mobil bisa masuk ke Kapal Wira Mutiara, namun saat hendak melansir sayur dari truk colt diesel ke Mobil Pickup, dan minta tenggat waktu hanya sekitar 5 sampai 10 menit memindahkan barang muatan sayur tersebut, namun pihak Kapal tidak menggubris permintaan tersebut.
“Padahal berapapun ongkos bongkar, buruh angkut ku bayar. Alhasil pickup berangkat menyeberang tanpa supir dan muatan. Hanya ada tertinggal minyak goreng dan tomat satu keranjang,” ucap Fuhuwusa.
Padahal Fuhuwusa mengaku, Kapal rute penyeberangan Singkil-Nias tersebut pernah berangkat hingga pukul.24:00 WIB. “Hanya karena menunggu mobil yang belum sampai di lokasi Pelabuhan,” terangnya.
Akibat insiden itu, supir angkutan tersebut sempat menjadi perhatian pengunjung yang ada di pelabuhan pada saat itu. Sebab sempat histeris menangis bahkan meraung-raung, karena tiket sudah dibeli dan kedatangan tepat waktu namun di tinggal kapal begitu saja tanpa ada toleransi tenggat waktu hanya menunggu 5 sampai 10 menit.
Sementara salah seorang pedagang kopi yang berada di lokasi Pelabuhan, berupaya membantu menawarkan sayur-mayur yang dibawanya kepada pedagang di Singkil, menghindari sayur menjadi membusuk dan mubazir.
Kepala Cabang (Kacab) KM Wira Mutiara, PT Wira Jaya Logitama Lines Cabang Singkil, Syahnan Habib yang dikonfirmasi antaran mengungkapkan, persoalannya barang di truk yang mendereknya dia minta curah ke Kapal, itu tidak diperkenankan.
Dan menurutnya, buruh bongkar muat juga tidak mau curah barang dari truk tersebut ke Kapal karena saya yang larang dan aturannya tidak boleh.“Kalau mereka untuk bongkar muat ke pickup bisa, kita akan tunggu. Tapi mereka tidak mau,” ucap Syahnan.
“Dan buruh bongkar muat juga pasti mau, untuk bongkar ke pickup, karena pemasukan bagi mereka. Tapi supir tidak mau, dan minta curah ke kapal. Dan saya juga kebetulan tidak di lapangan, saya dapat laporan dari tim dan buruh bongkar muat,” tambahnya.
Begitulah dinamikanya di Pelabuhan, kata Syahnan, pernah juga terjadi penumpang juga sempat nangis-nangis di pelabuhan. Saat disinggung kenapa pickup tak diturunkan karena sayur tidak bisa diangkut menyeberang. “Nah, kita pun tidak tahu kenapa bisa ada barang orang yang diangkatnya. Ada barang orang dinaikkannya sementara barang dia minta dicurah, apa maksudnya,” ungkap Syahnan.
Apa dia mau menutupi kerugiannya sehingga dia mengangkat barang orang, agar barang dia bisa di curah dengan teriak-teriak.“Ya begitulah dinamikanya di pelabuhan, memang harus cek and ricek. Kalau kita dengar aja ucapan mereka bisa kiamat kita,” ucap Syahnan.(*)