“Kenapa harus disampaikannya ke media, kan langsung bisa datangi tokoh masyarakat yang ada di Menggamat ini,” sebut Sutrisno.
Jurnalis : Sahidal Andriadi
ANTARAN|TAPAKTUAN – Salah seorang tokoh muda Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Sutrisno, angkat bicara terkait keinginan Direktur PT Beri Mineral Utama (BMU), Hj Latifah Hanum yang ingin meminta maaf kepada masyarakat Kluet Tengah.
“Hal itu sebagaimana yang disampaikannya disalah satu media online, jika dirinya (Latifah Hanum-red) ingin meminta maaf kepada masyarakat Kluet Tengah. Itu semua kami anggap hanya sebagai ungkapan hiburan semata, atau kasarnya manis di mulut saja,” kata Sutrisno kepada antaran, Sabtu (05/08/2023).
Menurut Sutrisno, jika Hj Latifah Hanum memang mau minta maaf kepada masyarakat Kluet Tengah harusnya langsung datangi tokoh masyarakat di Menggamat, Kluet Tengah.”Kenapa harus disampaikannya ke media, kan langsung bisa datangi tokoh masyarakat yang ada di Menggamat ini,” sebut Sutrisno.
Secara moral, sambung Sutrisno, masyarakat Kluet Tengah sangat tersinggung mengingat perbuatanya yang tidak memikirkan nasib khalayak masyarakat banyak.
“Selain materil tentunya kerugian moril yang ditimbulkan saat ini semakin hari semakin besar, belum lagi secara adat istiadat sebagaimana yang disampaikan sebelumnya. Sebelum saudari Hanum menghentikan aktivitasnya di tanah Menggamat, tidak ada kata maaf untuknya,” tegas Sutrisno.
Dikatakan, kekesalan masyarakat Kluet Tengah terhadap PT BMU tersebut adalah pasca tim dari ESDM turun ke lapangan pada tanggal 25 Juli 2023 lalu dan penandatanganan sikap permintaan tutup tambang PT BMU, sampai dengan hari ini pihak perusahaan masih tetap melakukan aktifitas exploitasi seperti biasanya.
“Ini benar-benat tidak menghargai sedikitpun tuntutan kami masyarakat Kluet Tengah. Kami mohon ketegasan dari pihak pemangku kebijakan untuk segera menghentikan perusahaan tersebut,” pinta tokoh muda Kluet Tengah itu.
Lebih lanjut, jelas Sutrisno, sesuai hasil audiensi masyarakat dengan pihak pemerintah Aceh dalam hal ini tim gabungan ESDM telah disampaikan melalui petisi bersama tentang aspirasi masyarakat yaitu meminta kepada pemerintah untuk menutup tambang PT BMU yang sudah sangat meresahkan itu.
Sambut Sutrisno, pihak pemerintah meminta waktu selama dua minggu, dimulai sejak tgl 25 juni sampai dengan 8 agustus 2023. Setelah menanti jeda tersebut, tersebar isu bahwa pihak pemerintah akan menutup sementara dan akan dilanjutkan kembali bila semua persyaratan terpenuhi oleh pihak perusahaan.
“Mendengar kabar tersebut kami masyarakat Kluet Tengah yang terkena dampak sangat menyayangkan putusan itu. Bila kabar itu benar, bisa disimpulkan pemerintah tidak mempertimbangkan azas kemanusiaan dan aspek kekhususan aceh sebagai daerah yang menjunjung tinggi adat istiadat daerah,” ujarnya.
Dia meninta kepada Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Ahcmad Marzuki, agar mengawal dan mempertimbangkan dengan matang tentang permohonan masyarakat Kluet Tengah.
“Kami tidak ingin membenarkan kesan ungkapan salah satu tokoh nasional masa konflik RI-GAM tempo dulu tentang Aceh, yaitu yang diperlukan di Aceh hanyalah tanahnya, bukan orang-orangnya,” ungkapnya
Karena, lanjut Sutrisno, saat ini masyarakat merasa “dijajah” oleh kepentingan oknum-oknum yang tidak bertangungjawab. “Kami khawatir bila ini berlanjut tentu akan menimbulkan konflik dalam kehidupan masyarakat,” demikian kata Sutrisno.(*)