Metode Keteladanan Kepemimpinan Umar bin Khattab : Adil, Sabar dan Jujur

Ilustrasi. ANTARAN/Sumber NU Online.
Bagikan:

“Sikap adil dan bijaksana salah satu prinsip utama bagi seorang pemimpin, bukan untuk golongan, sanak famili dan kerabat tetapi bagi seluruh rakyat. Inilah keteladanan Khalifah Umar bin Khattab,” tulis Syeikh Khalid Muhammad Khalid. 

Penulis : Sudirman Hamid

ANTARAN|TAPAKTUAN – Tersisa lebih kurang tujuh bulan lagi menuju perhelatan demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di seluruh tanah air. Pilihan sesuai hati nurani, bebas, tertib, damai dan yang terbaik menahkodai roda pemerintahan serta tidak saling menjatuhkan kandidat atau calon manapun.

Amatan antaran medio Rabu, (17/4/2024), nama-nama bakal calon mulai muncul memperkaya bursa kandidat bupati Aceh Selatan, namun secara resmi belum bisa dipastikan sebelum mendaftar di Komisi Independen Pemilihan (KIP) disertai dukungan partai politik atau maju melalui jalur independen menggunakan dukungan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Sebagai masyarakat biasa kita boleh bangga karena di Aceh Selatan bertabur “bintang” dan memiliki banyak figur untuk tampil serta tidak diharamkan menguji nyali di perhelatan demokrasi. Tentunya kran politik terbuka lebar sesuai peluang, kesempatan dan persyaratan.

Mengutip beberapa artikel yang disajikan sejumlah media nasional, diantaranya https//rumah-yatim.org dipostek on pada 17 Agustus 2023 tentang Teladan Umar bin Khattab dan Metode Kepemimpinan.

Sikap adil merupakan salah satu prinsip tertinggi bagi seorang pemimpin. Seluruh Keputusan dan kebijakan bermuara untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat bukan untuk kesejahtetaan sanak famili. Artinya, tidak mengenal kelompok, suku, agama dan golongan.

“Nabi Muhammad saw merupakan pemimpin yang menjadi teladan bagi seluruh umat. Sungguh luar biasa,” sebut Syeikh Khalid Muhammad Khalid.

Sikap dan prinsip Rasulullah saw diteruskan oleh para sahabat Khalifah Umar bin Khattab. Sayyidina Umar menjelaskan bahwa adil itu tidak mengenal dispensasi bagi keluarga dekat atau jauh, kaya dan miskin tanpa penzaliman.

Catatan Sejarah, Sayyidina Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash Shiddiq. Ia mulai memimpin tahun 634 masehi. Khalifah Umar bin Khattab mendapat julukan Amir al-Mu’minin  atau pemimpin orang beriman di masa itu.

Khalifah Umar bin Khattab juga dikenal pemimpin yang sangat adil, sabar, jujur dan Al Faruq. Yakni sosok pembeda, karena ia dapat membedakan yang benar dan batil, baik dan buruk.

Dalam sebuah kitab “Khulafaur Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam” Syeikh Khalid Muhammad Khalid menjabarkan metode kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu adalah sosok pemimpin tidak banyak melakukan rekayasa pencitraan.

“Khalifah Umar bin Khattab memang benar-benar hadir dan mensosialisasikan secara nyata setiap persoalan yang menimpa seluruh rakyat, bukan ngomong, duduk dan diam,” tulis Syeikh Khalid Muhammad Khalid.

Lima konsep kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab yang patut diteladani, yakni Musyawarah, Belanja/anggaran memihak rakyat, Menjunjung Tinggi kebebasan Kebenaran, Mendengar kritikan dan Terjun langsung mengatasi persoalan rakyat hingga tuntas.

Sosok Sayyidina Umar bin Khattab sangat masyhur (populer) di kalangan umat Islam karena benar-benar merakyat, hingga saat ini masih dinarasikan para ulama sebagai pemimpin yang patut diteladani.

Tengah malam ketika orang terlelap, Khalifah Umar bin Khattab menyempatkan diri melakukan patroli untuk mengecek kondisi rakyatnya.

“Jangan-jangan ada yang tidak bisa tidur karena lapar” Benar saja, di salah satu rumah Umar bin Khattab menemukan seorang ibu yang anak-anaknya menangis karena lapar. Mereka tidak memiliki bahan makanan untuk dimasak dan disajikan.

Mendapati situasi tersebut, Umar bin Khattab pergi ke Baitul Mal mengambil sekarung gandum dan memikul sendiri untuk diberikan kepada keluarga yang ditemukan sedang kelaparan.

Subhanallah, sungguh mulia hati calon pemimpin dan pemimpin yang bisa mengadopsi keteladanan Umar bin Khattab untuk negeri ini, Aceh Selatan dan daerah lain diyakini makmur sejahtera bukan memperkaya kelompok dan golongan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.